https://vodovodni-baterie.net

Israel Tarik Diri, Warga Lebanon Mulai Evakuasi Korban di Desa-Desa Hancur

Warga Lebanon selatan mulai kembali ke desa-desa mereka yang hancur akibat perang tahun lalu antara Israel dan Hizbullah. Kedatangan mereka bukan hanya untuk melihat kondisi rumah yang luluh lantak, tetapi juga untuk mencari jenazah anggota keluarga yang menjadi korban konflik tersebut.

Pada Selasa (18 Februari 2025), Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengumumkan bahwa Israel akan menyelesaikan penarikan pasukannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan pada hari itu. Langkah ini diambil untuk memenuhi batas waktu yang telah ditetapkan dalam gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat. Namun, Israel tetap mempertahankan pasukannya di lima titik strategis yang dianggap penting untuk keamanan negaranya.

Di sisi lain, Hizbullah yang mengalami kerugian besar dalam perang menegaskan bahwa Israel masih menduduki sebagian wilayah Lebanon. Mereka menekankan bahwa tanggung jawab untuk mengusir pasukan Israel sepenuhnya ada pada pemerintah Lebanon.

Desa-Desa di Garis Depan Rata dengan Tanah

Di desa Kfar Kila, salah satu desa yang berada di garis depan pertempuran, hampir tidak ada bangunan yang tersisa. Noha Hammoud, seorang warga setempat, mengungkapkan keterkejutannya saat kembali ke lingkungan tempat tinggalnya.

“Saya sampai di lingkungan saya, tapi saya tidak tahu lagi di mana rumah saya. Semuanya hancur,” ujarnya pilu.

Tim penyelamat telah menemukan beberapa jenazah di bawah reruntuhan dan bahkan berhasil menyelamatkan dua orang yang masih hidup. Pasukan Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan bahwa 23 jenazah ditemukan di desa Kfar Kila, Mays al-Jabal, Odaisseh, dan Markaba.

Sumber-sumber lokal menyebut bahwa sebagian besar korban adalah anggota Hizbullah. Ribuan pejuang kelompok tersebut tewas dalam perang yang berlangsung selama berbulan-bulan. Ali Hassan Khalil, seorang politisi senior Lebanon yang berasal dari Lebanon selatan, mengatakan bahwa ratusan warga telah kembali untuk mengecek kondisi lebih dari setengah lusin desa yang kini bisa diakses. Namun, ia menambahkan bahwa tentara Lebanon masih berupaya membersihkan jalan-jalan yang tertutup puing-puing perang.

“Pendudukan Israel yang berkepanjangan telah meninggalkan luka yang dalam bagi masyarakat Lebanon,” ujar Khalil.

Dampak Perang: Pengungsian Massal

Perang ini dipicu oleh serangan Hizbullah pada 8 Oktober 2023, yang dilakukan untuk mendukung Hamas di Palestina. Konflik tersebut memaksa puluhan ribu warga Israel mengungsi dari wilayah utara Israel, sementara di Lebanon sendiri lebih dari satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Di Kibbutz Misgav Am, yang berada di perbatasan Israel-Lebanon, sejumlah warga berkumpul dan menanam pohon sebagai simbol harapan. Daniel Malik, salah satu anggota kibbutz, mengungkapkan keinginannya untuk kembali ke rumahnya meskipun situasi masih belum stabil.

“Kami terpaksa mengungsi, tetapi hati kami tetap di sini. Kami ingin kembali, namun masih ada ketidakpastian karena kami tidak tahu kapan situasi benar-benar aman,” tuturnya.

Meski pasukan Israel mulai ditarik, ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel masih jauh dari kata usai. Keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut masih menjadi tanda tanya besar bagi warganya yang ingin kembali menjalani kehidupan normal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *