Kepala WHO Tedros Selamat dari Serangan Israel di Bandara Yaman yang Nyaris Merenggut Nyawanya
Pada Sabtu (28/12/2024), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan pengalaman dramatisnya saat hampir menjadi korban serangan udara Israel di bandara internasional Sanaa, Yaman. Serangan yang terjadi pada Kamis (26/12/2024) itu, menargetkan fasilitas yang dikuasai oleh kelompok Houthi dan menyebabkan kepanikan besar.
Dalam wawancara dengan BBC, Tedros menceritakan bagaimana ia dan sejumlah rekan-rekannya berada di dekat lokasi serangan ketika ledakan besar mengguncang area bandara. “Kami mendengar ledakan yang sangat keras. Itu sangat memekakkan telinga, dan hingga lebih dari 24 jam, telinga saya masih berdenging,” kata Tedros. Ia menjelaskan bahwa ruang tunggu keberangkatan di dekatnya terkena dampak langsung dari serangan, bahkan menara kontrol juga ikut hancur.
Tedros yang tengah bersiap untuk naik pesawat, mengungkapkan bahwa serangan itu begitu dekat sehingga nyaris mengenai mereka. “Ini masalah keberuntungan. Jika rudal itu menyimpang sedikit saja, rudal itu bisa saja mengenai kami,” tambahnya. Meski demikian, dia mengingatkan bahwa situasi yang mereka alami adalah potret dari kondisi yang jauh lebih buruk bagi warga sipil yang tidak memiliki perlindungan di zona konflik.
Wakil Menteri Transportasi Houthi, Yahya al-Sayani, melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan empat orang tewas dan lebih dari 20 orang terluka. Meskipun Tedros selamat, ia menegaskan bahwa serangan terhadap instalasi sipil, seperti bandara, adalah pelanggaran terhadap hukum internasional yang harus dilindungi. “Tidak peduli apakah saya ada di sana atau tidak, jika itu adalah instalasi sipil, itu harus dilindungi menurut hukum internasional,” ujar Tedros dengan tegas.
Tedros mengunjungi Yaman atas permintaan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, untuk memfasilitasi pembebasan staf PBB yang ditahan dan untuk menilai situasi kemanusiaan dan kesehatan di negara yang tengah dilanda konflik tersebut. “Hukum internasional harus dihormati, apapun yang terjadi,” tegasnya.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi ketegangan antara Israel dan kelompok Houthi, yang sebelumnya telah melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Israel sendiri mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan target militer yang terkait dengan Houthi. Namun, kejadian ini menyoroti bagaimana warga sipil, termasuk pekerja kemanusiaan, bisa terjebak dalam kekerasan yang berlangsung di tengah-tengah perang.