Polis Diraja Malaysia (PDRM) bersama Kepolisian Federal Australia (AFP) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis metamfetamin di Pelabuhan Klang, Malaysia. Dalam operasi yang berlangsung pada 25 Januari 2025, aparat menyita dua kontainer berisi 166 tong biru yang ternyata mengandung sabu seberat 33,2 ton. Narkoba dengan nilai pasar sekitar 1,06 miliar ringgit atau setara Rp3,9 triliun itu awalnya didaftarkan sebagai bahan baku kosmetik dan lilin dengan label “Paraffin Wax 3-5 persen.”

Pengungkapan kasus ini berawal dari informasi intelijen yang diterima PDRM, yang kemudian berkoordinasi dengan AFP dalam upaya pencegahan peredaran narkoba lintas negara. Kapal yang membawa muatan ilegal tersebut diketahui berangkat dari Iran, transit di Pelabuhan Klang, dan dijadwalkan tiba di Sydney, Australia, sebelum akhirnya diamankan aparat berwenang. Jika penyelundupan ini berhasil, sabu yang disita diperkirakan dapat digunakan oleh sekitar 166 juta pecandu, yang menunjukkan besarnya ancaman narkoba terhadap masyarakat global.

Keberhasilan operasi ini menegaskan bahwa jaringan narkoba internasional masih aktif menjalankan penyelundupan dalam skala besar, menggunakan berbagai modus untuk mengelabui otoritas. Sindikat tersebut tampaknya memanfaatkan jalur perdagangan global untuk menyamarkan aktivitas ilegal mereka. Saat ini, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan guna mengungkap pihak-pihak yang terlibat dalam sindikat ini, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan jaringan di negara lain.

Departemen Investigasi Kejahatan Narkotika Malaysia juga menegaskan bahwa ini adalah penyitaan sabu terbesar sepanjang tahun 2025, sekaligus menjadi bukti komitmen kuat aparat dalam memberantas peredaran narkoba. Keberhasilan ini tidak hanya menggagalkan peredaran narkoba bernilai triliunan rupiah, tetapi juga menjadi peringatan bagi jaringan kriminal internasional bahwa aparat penegak hukum terus meningkatkan pengawasan dan kerja sama lintas negara untuk menumpas kejahatan narkotika.