Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) memperkenalkan skema bantuan kepemilikan rumah yang diperuntukkan bagi berbagai kelompok pekerja, termasuk awak media. Langkah ini bertujuan mengatasi tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam memperoleh rumah, salah satunya adalah lonjakan harga properti.

Deputi Bidang Pemanfaatan Dana Tapera, Sid Herdikusuma, menjelaskan bahwa harga rumah cenderung tidak akan turun. Oleh karena itu, menurutnya, waktu terbaik untuk membeli rumah adalah sekarang, karena semakin ditunda, semakin jauh jangkauannya. Selain kenaikan harga rumah, tantangan lainnya adalah kesiapan masyarakat dalam menyiapkan uang muka serta menghadapi suku bunga KPR yang tinggi dan tidak stabil. Dalam hal ini, kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memberikan solusi pembiayaan yang lebih terjangkau.

Pemerintah menyediakan dua skema utama untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam membeli rumah pertama mereka, yakni Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan subsidi melalui BP Tapera. Skema ini dirancang agar masyarakat tidak terkendala dalam memperoleh rumah.

Program FLPP disponsori oleh pemerintah dan bank dengan perbandingan 75:25, serta menawarkan bunga tetap 5 persen selama tenor maksimal 20 tahun. Sementara itu, subsidi Tapera dibiayai dari simpanan peserta dengan bunga 5 persen per tahun dan tenor lebih panjang, hingga 30 tahun. Kedua program ini terbuka untuk seluruh masyarakat, termasuk pekerja media yang memenuhi kriteria tertentu.