Tuntutan Berani! Prancis Desak AS Pulangkan Patung Liberty
Seorang anggota parlemen Prancis, Raphaël Glucksmann, mengajukan pernyataan kontroversial yang menuntut agar Patung Liberty dikembalikan ke Prancis. Ia beralasan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak lagi mencerminkan nilai-nilai kebebasan yang menjadi dasar pemberian patung tersebut lebih dari satu abad lalu.
Dalam pidato di konvensi Place Publique pada Minggu (16/3/2025), Glucksmann dengan tegas menyampaikan kritiknya. “Kepada mereka yang mendukung rezim otoriter dan menekan kebebasan akademik dengan memberhentikan ilmuwan, kami ingin berkata: ‘Pulangkan Patung Liberty ke tanah asalnya,’” ujarnya, disambut sorakan pendukungnya.
Ia menambahkan bahwa patung tersebut adalah hadiah dari Prancis kepada AS, tetapi jika simbol itu tak lagi dihargai sebagaimana mestinya, lebih baik dikembalikan. Pernyataan ini semakin memperpanas perdebatan mengenai arah kebijakan politik AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Sejarah Patung Liberty: Hadiah dari Prancis untuk AS
Patung Liberty adalah salah satu ikon paling terkenal di AS, berdiri tegak di Pelabuhan New York sebagai simbol kebebasan dan demokrasi. Patung ini merupakan hadiah dari rakyat Prancis pada 1886 untuk merayakan 100 tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Didesain oleh pematung Auguste Bartholdi dan dibantu oleh insinyur Gustave Eiffel, patung ini menjadi lambang persahabatan antara kedua negara.
Meski versi aslinya berada di AS, Prancis juga memiliki beberapa replika Patung Liberty yang tersebar di berbagai lokasi, termasuk di Sungai Seine, Paris. Namun, pernyataan Glucksmann mengisyaratkan bahwa simbol ini seharusnya kembali ke negara yang lebih menghargai makna kebebasan.
Kritik terhadap Kebijakan Trump
Glucksmann tidak hanya menyoroti Patung Liberty, tetapi juga mengkritik kebijakan Presiden Trump, terutama dalam isu kebebasan akademik dan sains. Menurutnya, langkah pemerintahan Trump yang memangkas pendanaan penelitian dan memberhentikan ilmuwan merupakan ancaman serius bagi inovasi dan kebebasan intelektual.
“Kalian mengusir para ilmuwan yang membangun kejayaan negara kalian. Jika mereka tak lagi dihargai di AS, kami siap menyambut mereka di Prancis,” tegasnya.
Sebagai pendukung kuat Ukraina, Glucksmann juga mengecam keputusan Trump terkait perubahan sikap terhadap perang di Ukraina. Ia menilai kebijakan ini semakin memperburuk citra AS di mata dunia.
Dampak Kebijakan AS terhadap Ilmuwan
Sejak kembali menjabat pada Januari 2025, Trump telah membuat berbagai keputusan yang mempengaruhi dunia penelitian, termasuk pemotongan anggaran besar untuk bidang kesehatan dan iklim. Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian bagi banyak ilmuwan yang bergantung pada pendanaan federal untuk menjalankan riset mereka.
Tak hanya itu, Glucksmann juga menyindir politisi sayap kanan Prancis yang ia sebut sebagai pengagum berat Trump dan Elon Musk. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang menekan kebebasan akademik akan berdampak buruk bagi perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
Bagaimana Respons AS dan Prancis?
Pernyataan Glucksmann ini memicu perdebatan luas, baik di Prancis maupun AS. Meski belum ada tanggapan resmi dari pemerintah AS, isu ini menambah ketegangan dalam hubungan kedua negara, terutama dalam hal kebijakan luar negeri dan kebebasan akademik.
Apakah AS akan mempertimbangkan tuntutan ini, atau sekadar mengabaikannya sebagai retorika politik? Yang pasti, pernyataan Glucksmann telah memicu diskusi global mengenai komitmen AS terhadap nilai-nilai kebebasan yang selama ini mereka junjung.