PT Bank Mega Syariah tengah bersiap meluncurkan layanan cicil emas berbasis digital yang ditargetkan dapat tersedia pada awal semester II tahun ini. Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji, menyatakan bahwa produk ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas jangkauan layanan ke masyarakat.

Dalam tahap persiapan, Bank Mega Syariah sedang mengembangkan berbagai aspek yang mendukung bisnis cicil emas, mulai dari segmentasi pasar, standar operasional prosedur (SOP), hingga sistem yang akan digunakan. Selain itu, perusahaan juga tengah menjalin kerja sama dengan mitra strategis untuk memastikan kelancaran layanan, termasuk sistem logistik yang memungkinkan nasabah mencetak atau mengambil emas dalam jumlah tertentu.

Rasmoro optimistis terhadap prospek bisnis emas, terutama di tengah situasi ekonomi global yang mendorong masyarakat beralih ke instrumen investasi yang lebih aman seperti emas. Tren kenaikan harga emas setiap tahun juga semakin menarik minat masyarakat, khususnya nasabah Bank Mega Syariah di segmen tertentu yang memiliki permintaan tinggi terhadap produk ini.

Di sisi lain, Bank Mega Syariah belum berencana untuk memperluas bisnis emas ke sektor usaha bulion karena syarat permodalan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih jauh dari jangkauan perusahaan. Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 17 Tahun 2024, lembaga jasa keuangan yang ingin menjalankan usaha bulion harus memiliki modal inti minimal Rp14 triliun. Sementara itu, lembaga yang hanya menyelenggarakan penitipan emas dapat dikecualikan dari ketentuan tersebut, dengan syarat memenuhi regulasi modal inti yang berlaku.