https://vodovodni-baterie.net

Di Balik Popularitas Moo Deng, Ribuan Kuda Nil Kerdil Terancam Kehilangan Habitat

Moo Deng, seekor kuda nil kerdil yang kini terkenal di seluruh dunia, berhasil mencuri perhatian. Ribuan pengunjung datang ke Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di Thailand setiap hari untuk melihat mamalia mungil berusia dua bulan ini. Pada akhir pekan, kunjungan bahkan mencapai 20.000 orang yang antusias menyaksikan tingkah lucu Moo Deng saat makan dan bermain, menurut laporan The Independent.

Tidak hanya populer secara langsung, Moo Deng juga viral di media sosial, dengan banyak orang mengikuti tren membuat pipi kemerahan ala sang kuda nil kerdil.

Kuda nil kerdil seperti Moo Deng termasuk dalam spesies Choeropsis liberiensis, yang kondisi alaminya kini semakin terancam, khususnya di Afrika Barat. Populasinya terus berkurang akibat hilangnya habitat. Di habitat aslinya, kuda nil kerdil ini termasuk spesies yang paling kecil di antara jenis kuda nil lainnya dan telah masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN. Pada survei terakhir di tahun 2015, jumlah kuda nil kerdil dewasa di alam liar tercatat kurang dari 2.500 ekor, dengan populasi kecil masih dapat ditemukan di Liberia, Guinea, Pantai Gading, dan Sierra Leone.

Habitat dan Cara Hidup Kuda Nil Kerdil

Di alam liar, kuda nil kerdil hidup di kawasan hutan dekat sungai, rawa, dan aliran air untuk menjaga kelembapan tubuh mereka. Mereka cenderung aktif pada malam hari, mencari makanan seperti rumput, dedaunan, dan buah-buahan. Keunikan spesies ini juga telah menjadi bagian dari budaya di Afrika Barat, di mana legenda setempat menyebutkan bahwa kuda nil kerdil membawa berlian di mulutnya untuk menerangi jalan di malam hari.

Penelitian mengenai kuda nil kerdil di alam liar cukup menantang karena mereka adalah hewan yang aktif di malam hari dan menyukai kesendirian. Para ilmuwan mengandalkan perangkap kamera, jejak kaki, serta pemodelan data untuk memahami lebih banyak tentang pergerakan dan jumlah populasi kuda nil ini. Selain itu, penelitian di penangkaran juga membantu meningkatkan pengetahuan tentang spesies ini. Salah satu upaya terbaru adalah dengan memanfaatkan teknologi DNA lingkungan (eDNA) untuk mendeteksi keberadaan mereka di aliran air di Liberia.

Ancaman terhadap Habitat dan Upaya Konservasi

Populasi kuda nil kerdil menghadapi banyak ancaman, termasuk deforestasi dan ekspansi lahan untuk perkebunan kelapa sawit, kakao, dan karet. Tekanan dari industri kayu dan ekstraksi mineral juga menjadi faktor penting dalam degradasi habitat alami mereka. Penebangan liar di Liberia serta penambangan emas ilegal di Taman Nasional Tai, Pantai Gading, juga telah merusak habitat kuda nil kerdil.

Untuk melestarikan spesies ini, pemerintah Pantai Gading dan Liberia telah mengeluarkan undang-undang konservasi. Beberapa proyek konservasi, termasuk program REDD+ yang didukung PBB, bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mengatasi pemicu utama deforestasi dan mendukung kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah lain adalah melibatkan masyarakat setempat sebagai duta konservasi.

Para ahli menilai bahwa pelestarian habitat alami lebih efektif daripada hanya mengandalkan konservasi di kebun binatang. Namun, kebun binatang masih berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik. Dalam beberapa minggu terakhir, perhatian besar publik terhadap Moo Deng menyebabkan pihak kebun binatang meningkatkan keamanan agar pengunjung tidak mengganggu kesejahteraan hewan ini.

Penilaian terbaru IUCN untuk kuda nil kerdil akan dilakukan tahun depan, dengan perkiraan jumlah populasi akan berkurang lagi. Para peneliti terus berupaya memahami lebih dalam peran kuda nil kerdil dalam ekosistem, yang diyakini membantu menyebarkan benih dan mendaur ulang nutrisi.

“Keberadaan mereka masih dapat ditemukan, meskipun ada kelompok populasi yang tidak tampak selama lebih dari 20 tahun terakhir. Mereka benar-benar menghadapi ancaman yang sangat serius,” kata Gabriella Flacke, penasihat veteriner untuk program kelangsungan hidup kuda nil kerdil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *