https://vodovodni-baterie.net

Gempa Dahsyat di Myanmar: Dampak, Upaya Penyelamatan, dan Tantangan di Tengah Perang Saudara

Regu penyelamat terus bekerja keras untuk membantu korban gempa bumi yang mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret, dengan magnitudo 7,7. Hingga Kamis (2/4), jumlah korban tewas yang terkonfirmasi sudah mencapai lebih dari 3.000 orang, menurut laporan media pemerintah Myanmar. Kedutaan Besar Myanmar di Jepang juga mengungkapkan angka korban tewas mencapai 3.003 orang dalam pembaruan terakhir.

Di sisi lain, negara tetangga Thailand juga terdampak oleh gempa ini. Sebuah gedung pencakar langit yang masih dalam tahap konstruksi di Bangkok ambruk akibat gempa, menewaskan sedikitnya 15 orang dan menyebabkan 72 orang lainnya hilang. Pusat gempa berada di wilayah Sagaing, Myanmar, yang mengguncang bagian tengah negara tersebut, yang dihuni lebih dari 28 juta orang. Akibatnya, banyak bangunan runtuh dan warga setempat menghadapi krisis kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal.

Para penyelamat dari 15 negara, termasuk negara-negara Asia Tenggara, China, India, dan Rusia, telah tiba di Myanmar. Hingga kini, 53 penerbangan bantuan kemanusiaan juga telah mendarat di negara tersebut. Meski cuaca yang diperkirakan akan membawa hujan di luar musim pada 11 April menambah tantangan, Myanmar sedang dalam upaya untuk mempercepat penyelamatan dengan gencatan senjata yang diumumkan oleh junta militer. Gencatan senjata ini, yang berlaku hingga 22 April, diharapkan dapat memberikan ruang untuk operasi penyelamatan yang lebih efektif di tengah pertempuran melawan kelompok oposisi yang terus berlangsung.

Sejak gempa besar pada Jumat lalu, Myanmar juga tercatat mengalami 66 gempa susulan dengan magnitudo mulai dari 2,8 hingga 7,5. Sebuah bencana yang sangat berat bagi negara yang tengah dilanda konflik berkepanjangan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *