Lee Jae-myung, mantan pemimpin Partai Demokrat, berhasil memenangkan nominasi calon presiden partainya pada Minggu (27/4) setelah meraih hasil gemilang dalam pemilihan pendahuluan. Lee, yang saat ini memimpin dalam jajak pendapat untuk pemilihan presiden mendatang, memperoleh 89,77 persen suara, sebuah angka yang mengamankannya untuk menghindari putaran kedua. Sebagai mantan pengacara hak asasi manusia yang kini terjun ke dunia politik, Lee menempatkan pemulihan ekonomi sebagai prioritas utamanya dan juga menyatakan keterbukaannya untuk mengadakan dialog dengan Korea Utara. Komitmennya terhadap pemulihan ekonomi, yang menurutnya akan menjadi kunci bagi keberlanjutan dan kemajuan negara, tampaknya menjadi daya tarik utama bagi pemilih.

Hasil yang diraih Lee kali ini merupakan yang tertinggi yang pernah dicatatkan dalam sejarah pemilihan pendahuluan calon presiden dari Partai Demokrat sejak Korea Selatan mengalami demokratisasi pada tahun 1987. Pencapaian ini tentu memberikan kepercayaan besar bagi Lee dalam menghadapi pemilihan presiden mendatang. Di posisi kedua, Gubernur Provinsi Gyeonggi, Kim Dong-yeon, hanya meraih 6,87 persen suara, sementara Kim Kyung-soo, mantan gubernur Provinsi Gyeongsang Selatan, mendapatkan 3,36 persen suara. Keberhasilan Lee ini semakin menegaskan dukungan besar yang ia terima dari partai dan masyarakat luas.

Dalam pidato kemenangannya, Lee menyatakan, “Saya akan dengan rendah hati menjalankan tanggung jawab untuk mewujudkan persatuan nasional, yang merupakan misi politik sekaligus prioritas utama presiden.” Meskipun memenangkan nominasi partainya, Lee juga mengingatkan bahwa tantangan besar masih menantinya dalam pemilihan presiden yang akan datang. Sebelumnya, pada pemilihan presiden 2022, Lee kalah tipis dengan selisih hanya 0,73 persen suara dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Dengan pemilihan presiden Korea Selatan berikutnya yang dijadwalkan pada 3 Juni mendatang, Lee bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan meraih kemenangan yang lebih besar.