Ukraina Sebut Taktik Tentara Korea Utara Primitif, Tak Beri Dampak Besar pada Perang di Rusia
Juru bicara dinas intelijen militer Ukraina (GUR), Yevhen Yerin, memberikan klarifikasi pada Selasa (24/12/2024) terkait peran pasukan Korea Utara dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Yerin mengungkapkan bahwa meskipun sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk, yang sebagian besar diduduki pasukan Ukraina sejak Agustus 2024, keterlibatan mereka tidak memberikan dampak signifikan terhadap kekuatan perang Rusia.
Menurut Yerin, meskipun pasukan Korut telah terlibat di garis depan, baik Rusia maupun Korea Utara tidak pernah mengonfirmasi kehadiran tentara Pyongyang secara resmi. “Kehadiran pasukan Korea Utara dalam pertempuran tidak mempengaruhi situasi secara signifikan. Jumlah personel yang mereka miliki tidak terlalu besar,” ujar Yerin dalam pernyataannya kepada wartawan AFP.
Yerin juga menjelaskan bahwa pasukan Korea Utara hanya memiliki sedikit pengalaman dalam peperangan modern, khususnya dalam penggunaan teknologi canggih seperti drone. “Tak hanya itu, mereka juga menggunakan taktik yang sangat primitif, seolah-olah mereka berada di zaman Perang Dunia II,” tambah Yerin. Namun, dia mengingatkan bahwa meskipun pengalaman mereka terbatas, pasukan Korea Utara terus belajar dan mengadaptasi diri dengan kondisi pertempuran yang ada.
Pernyataan ini sejalan dengan laporan yang disampaikan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Senin (13/12/2024), yang menyebutkan bahwa hampir 3.000 tentara Korea Utara telah terluka atau tewas dalam perang di Ukraina. Angka tersebut mencerminkan tingginya risiko yang dihadapi pasukan Korea Utara dalam mendukung Rusia dalam konflik ini.
Di sisi lain, Korea Selatan melaporkan jumlah korban dari pihak Korea Utara yang lebih rendah, yakni sekitar 1.100 tentara tewas atau terluka. Seoul juga mengungkapkan bahwa Korea Utara kemungkinan besar akan mengirimkan unit tambahan sebagai bala bantuan atau pengganti bagi pasukan yang sudah kelelahan, dengan dugaan mereka juga sedang mempersiapkan untuk mengerahkan drone lebih banyak untuk mendukung pertempuran.
Dengan situasi yang semakin kompleks di garis depan, kehadiran pasukan Korea Utara meskipun terbatas dalam dampaknya, terus menjadi perhatian global. Meski mereka tidak menunjukkan kemampuan yang sama seperti pasukan modern, pengaruh mereka dalam perang ini tidak bisa sepenuhnya diabaikan, terutama dalam konteks peran mereka sebagai sekutu Rusia di medan perang.