Warga China Ditangkap Terbangkan Drone di Pangkalan Militer Vandenberg AS
Seorang pria asal China, Yinpiao Zhou (39), menghadapi dakwaan terkait penerbangan drone di atas Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat (AS). Insiden ini terungkap pada Rabu, 11 Desember 2024, melalui pernyataan resmi dari Departemen Kehakiman AS.
Menurut Jaksa Amerika Serikat, Martin Estrada, Zhou diduga terbangkan drone di atas fasilitas militer tersebut sambil mengambil gambar-gambar tata letak pangkalan yang merupakan pelanggaran hukum. “Keamanan negara adalah prioritas utama kami, dan kami akan terus bekerja untuk menjaga keselamatan personel dan fasilitas militer,” ungkap Estrada.
Meskipun kasus ini menarik perhatian publik, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengonfirmasi bahwa pihaknya belum mengetahui rincian terkait insiden tersebut saat diwawancarai dalam konferensi pers rutin.
Dakwaan menyebutkan bahwa sistem pemantauan di Vandenberg menangkap keberadaan drone yang terbang sekitar 1,6 kilometer dari fasilitas militer tersebut pada akhir November. Pangkalan ini terkenal sebagai lokasi peluncuran berbagai misi luar angkasa, termasuk roket SpaceX Falcon 9 yang dipimpin oleh Elon Musk, serta berbagai uji coba rudal.
Petugas keamanan kemudian melacak drone itu hingga menemukan Zhou di sebuah taman umum terdekat, dengan perangkat yang disembunyikan di jaketnya. Setelah melakukan pemeriksaan, ditemukan bahwa drone tersebut berisi foto-foto udara dari pangkalan tersebut.
Departemen Kehakiman menyatakan bahwa Zhou adalah warga negara China dan penduduk tetap AS yang terakhir kali berada di China pada Februari 2024. Zhou didakwa atas beberapa pelanggaran, termasuk gagal mendaftarkan pesawat tanpa izin dan melanggar wilayah udara pertahanan nasional.
Pada Selasa, Zhou muncul di pengadilan San Francisco untuk mendengar dakwaannya. Ia diperkirakan akan segera dihadirkan di Pengadilan Distrik AS di Los Angeles dalam beberapa minggu mendatang. Saat ini, Zhou masih berada dalam tahanan sembari menunggu proses banding atas keputusan pengadilan yang membolehkannya dibebaskan dengan jaminan.
Kasus ini muncul setelah insiden serupa yang meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing kurang dari dua tahun yang lalu.