Profesor AS Klaim ‘Bom Waktu’ Perang Dunia 3 Ada Di Sebelah RI
Pada 10 November 2024, sebuah peringatan mengejutkan datang dari Profesor John Miller, seorang ahli hubungan internasional dari Universitas Harvard, yang menyebut kawasan Asia Tenggara, khususnya di sekitar Indonesia, sebagai “bom waktu” yang dapat memicu Perang Dunia 3. Dalam sebuah seminar internasional, Miller mengungkapkan bahwa ketegangan yang meningkat di Laut China Selatan, serta konflik-konflik yang melibatkan negara besar, berpotensi menciptakan situasi yang sangat berbahaya dan bisa berkembang menjadi konflik global.
Salah satu faktor utama yang diungkapkan oleh Miller adalah ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan, yang melibatkan klaim teritorial antara China, Vietnam, Filipina, dan beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia. Menurutnya, meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam sengketa wilayah tersebut, kedekatannya dengan titik panas ini menjadikannya sangat rentan terhadap dampak dari setiap eskalasi yang terjadi. “Jika negara besar seperti China dan Amerika Serikat terlibat dalam konfrontasi lebih lanjut, dampaknya bisa meluas dan mempengaruhi stabilitas kawasan,” ujar Miller.
Profesor Miller juga menyoroti pengaruh kebijakan luar negeri negara besar, seperti Amerika Serikat dan China, yang semakin agresif di kawasan ini. Keduanya terus memperkuat kehadiran militer mereka, yang meningkatkan risiko ketegangan dan kecelakaan yang bisa memicu perang terbuka. “Kekuatan militer yang semakin besar dan politik yang saling berseberangan menjadikan kawasan ini sebagai titik kritis bagi kestabilan global,” katanya. Miller memperingatkan bahwa jika tidak ada diplomasi yang efektif, potensi perang besar bisa semakin mendekat.
Di sisi lain, konflik yang melibatkan negara-negara besar di sekitar Indonesia tentu akan berdampak langsung pada ekonomi dan stabilitas sosial di kawasan ASEAN. Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang memiliki hubungan dagang dan politik yang erat dengan kekuatan besar, dapat merasakan dampak ekonomi yang parah jika konflik ini meluas. Ekspor, impor, serta stabilitas ekonomi yang bergantung pada jalur perdagangan internasional bisa terganggu. Selain itu, pengungsi dan peningkatan ketegangan sosial dalam negeri bisa menciptakan ketidakstabilan tambahan.
Profesor Miller menekankan bahwa penting bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga hubungan diplomatik yang kuat dan berkomitmen pada penyelesaian damai untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Dalam menghadapi ketegangan global yang semakin meningkat, menjaga saluran komunikasi terbuka antara negara-negara besar adalah kunci untuk memastikan bahwa krisis di kawasan ini tidak berkembang menjadi konflik dunia yang lebih besar.